Dear Kamu,
Apa kabar?kamu kangen aku? Aku kangen banget. Rasanya sudah lama kita nggak berbincang, ya. Aku inget, terakhir kita ngobrol panjang itu tiga tahun yang lalu. Setelah itu aku mulai menjauh dan kamu pun menjauh. Kita masih sering berbincang, tapi jarang sekali bertemu. Seringkali pembicaraan kita hanya basa-basi, "Hai, apa kabar?Oh, aku juga baik. Aku duluan, ya. Bye!". Sebelum berpisah, aku masih bisa merasakan helaan nafasmu yang panjang dan kecewa, tapi tetap kamu paksakan seolah-olah kamu tersenyum dan membiarkanku pergi dan meninggalkanmu sendirian.
Disaat-saat itu, tentu saja aku nggak akan lupa sama hari besarmu. Aku selalu memakai gaun terindah untukmu di hari besarmu. Pertemuan terakhir kita di saat hari besarmu tahun ini. Hari yang selalu dinanti oleh banyak orang-orang. Namun, sayang beribu sayang,aku pergi begitu saja di hari itu. Tanpa seucap kata perpisahan, aku pergi meninggalkanmu sendirian di hari besarmu. Sampai akhirnya tersadar disaat aku mendapat kesusahan dan kesedihan. Kesal dengan diriku yang meninggalkanmu, tak ada kamu siapa yang akan menghapus air mataku? siapa yang akan menemaniku tertawa? siapa yang akan meminjamkan bahunya untuk aku bersandar. Dan aku tersadar, aku kehilangan kamu yang sangat berarti dalam hidupku.
Dan hari ini, aku berdiri dihadapanmu setelah tiga tahun lalu. Menangis dihadapanmu, dan anehnya aku seperti merasa kau memelukku hangat, sama hangatnya seperti tiga tahun lalu. Aku menangis, menangis dan menangis, sambil mengucapkan kata-kata penyesalan dihadapanmu. Disaat semua teman yang saat ini aku anggap penting, ternyata mereka menghilang disaat aku membutuhkan sandaran mereka. Mereka menjauh disaat aku terjatuh, dan satu-persatu seolah tidak memperdulikanku. Saat itu aku teringat padamu, sahabatku yang tak pernah meninggalkanku disaat aku terjatuh ataupun menangis. Seketika kau berbisik padaku, jangan menangis, tidak apa-apa, aku tidak marah padamu, aku sayang padamu, aku akan selalu di sampingmu menemanimu, aku akan tetap meminjamkan pundakku padamu.
Ya Allah, jangan jauhkan aku darimu, kau adalah sahabatku yang paling mengerti diriku. Selalu ada di setiap saat aku membutuhkanmu. Bimbinglah, bimbing aku selalu ke jalanmu yang lurus, jangan tinggalkan aku sendirian di kegelapan. Karena aku begitu merindukan pelukanmu Allah.
By sahabatmu yang bandel
Nita
Apa kabar?kamu kangen aku? Aku kangen banget. Rasanya sudah lama kita nggak berbincang, ya. Aku inget, terakhir kita ngobrol panjang itu tiga tahun yang lalu. Setelah itu aku mulai menjauh dan kamu pun menjauh. Kita masih sering berbincang, tapi jarang sekali bertemu. Seringkali pembicaraan kita hanya basa-basi, "Hai, apa kabar?Oh, aku juga baik. Aku duluan, ya. Bye!". Sebelum berpisah, aku masih bisa merasakan helaan nafasmu yang panjang dan kecewa, tapi tetap kamu paksakan seolah-olah kamu tersenyum dan membiarkanku pergi dan meninggalkanmu sendirian.
Disaat-saat itu, tentu saja aku nggak akan lupa sama hari besarmu. Aku selalu memakai gaun terindah untukmu di hari besarmu. Pertemuan terakhir kita di saat hari besarmu tahun ini. Hari yang selalu dinanti oleh banyak orang-orang. Namun, sayang beribu sayang,aku pergi begitu saja di hari itu. Tanpa seucap kata perpisahan, aku pergi meninggalkanmu sendirian di hari besarmu. Sampai akhirnya tersadar disaat aku mendapat kesusahan dan kesedihan. Kesal dengan diriku yang meninggalkanmu, tak ada kamu siapa yang akan menghapus air mataku? siapa yang akan menemaniku tertawa? siapa yang akan meminjamkan bahunya untuk aku bersandar. Dan aku tersadar, aku kehilangan kamu yang sangat berarti dalam hidupku.
Dan hari ini, aku berdiri dihadapanmu setelah tiga tahun lalu. Menangis dihadapanmu, dan anehnya aku seperti merasa kau memelukku hangat, sama hangatnya seperti tiga tahun lalu. Aku menangis, menangis dan menangis, sambil mengucapkan kata-kata penyesalan dihadapanmu. Disaat semua teman yang saat ini aku anggap penting, ternyata mereka menghilang disaat aku membutuhkan sandaran mereka. Mereka menjauh disaat aku terjatuh, dan satu-persatu seolah tidak memperdulikanku. Saat itu aku teringat padamu, sahabatku yang tak pernah meninggalkanku disaat aku terjatuh ataupun menangis. Seketika kau berbisik padaku, jangan menangis, tidak apa-apa, aku tidak marah padamu, aku sayang padamu, aku akan selalu di sampingmu menemanimu, aku akan tetap meminjamkan pundakku padamu.
Ya Allah, jangan jauhkan aku darimu, kau adalah sahabatku yang paling mengerti diriku. Selalu ada di setiap saat aku membutuhkanmu. Bimbinglah, bimbing aku selalu ke jalanmu yang lurus, jangan tinggalkan aku sendirian di kegelapan. Karena aku begitu merindukan pelukanmu Allah.
By sahabatmu yang bandel
Nita
Comments